๐‘ณ๐’๐’Ž๐’‘๐’‚๐’• ๐‘ฑ๐’‚๐’๐’ˆ๐’Œ๐’Š๐’•


Pengertian

Lompat jangkit adalah lompat yang menggunakan lompatan tiga kali, yaitu jingkat (hop), langkah (step), dan lompat (jump). Dalam lompat ini, berat tubuh selalu diarahkan ke depan. Berdasarkan ketentuan, pelompat harus melakukan tiga kali gerakan menumpu dengan kaki yang sama (step).
Setelah itu, diakhiri dengan gerakan lompat (jump). Hasil lompatan sangat ditentukan oleh kecepatan lari dan kekuatan pada tiga tahap tumpuan.

Sejarah

Olahraga lompat jangkit ternyata memiliki sejarah yang cukup panjang. Jika ditelusuri, lompat jangkit pertama kali diikutkan sebagai cabang olahraga yang dilombakan pada olimpiade modern pertama di Yunani tahun 1896.Sebelum diperlombakan pada olimpiade tersebut, lompat jangkit sebenarnya sudah ada pada zaman Yunani klasik. 

Namun, belum jelas berapa tolakan atau lompatan yang dilakukan setiap atlet saat itu. Jika ditelisik lebih jauh lagi, lompat jangkit ternyata sudah menjadi perlombaan di Tailteann Games atau Irlandia Kuno tahun 1829 sebelum masehi.

Seiring berjalannya waktu, pada olimpiade modern pertama, olahraga ini makin berkembang. Namun, ketika itu, olahraga lompat jangkit hanya boleh diikuti pemain putra saja. Baru mulai tahun 1996, kategori putri untuk olahraga ini juga diadakan.


Teknik Dasar

1. Teknik Awalan

Untuk memulai lompat jangkit, atlet harus terlebih dahulu berlari sebagai ancang-ancang sebelum melakukan lompatan. Jarak ancang-ancang setiap atlet umumnya bervariasi. Pada tingkat pemula atlet biasanya berlari sebanyak 10 langkah, sedangkan atlet profesional berlari dalam 20 langkah. Kecepatan lari akan semakin cepat ketika atlet telah sampai di tempat tumpuan untuk melakukan tolakan. 

2. Tahap berjingkat (hop)

Berikut langkah melakukan tahap berjingkat dalam triple jump.

-Pilih kaki terkuat untuk bertolak.

-Dorong salah satu kaki ke depan. 

-Ayunkan paha kaki lainnya lurus ke belakang (gerakan jingkat). 

-Arahkan tubuh ke depan.

3. Tahap melangkah (step)

Setelah selesai melakukan tolakan tahap pertama, Anda akan memasuki fase tolakan kedua, yaitu melangkah. Fase ini sebenarnya tidak terlalu jauh berbeda dengan tahap berjingkat, tapi fase ini dilakukan dengan cepat untuk mempersiapkan gerak lompat. Berikut ini caranya.

- Lakukan tolakan cepat dengan salah satu kaki.

- Meluruskan mata kaki, sendi lutut dan pinggang.

- Ayunkan paha kaki ke posisi horizontal.

- Saat melakukan gerakan langkah, posisi bertolak perlu dipertahankan untuk mempersiapkan gerak lompat.

- Saat mendarat, luruskan salah satu kaki ke depan dan ke bawah. 

4. Fase Lompat

- Luruskan salah satu kaki dengan posisi berjingkat.

- Dorong tubuh ke depan dan ayunkan paha kaki satunya ke depan.

- Ketika akan mendarat, tarik tangan dan tubuh ke belakang.

- Kemudian, dorong tubuh ke depan untuk melakukan pendaratan.

- Untuk mendapatkan lompatan yang jauh, Anda bisa menggunakan teknik menggantung atau berjalan di udara.

5. Sikap mendarat

- Saat mendarat, kedua kaki diangkat atau dibawa ke depan dengan posisi lurus.

- Bungkukkan badan dan kedua tangan ke depan.

- Mendarat dengan dua kaki menekuk.

- Seimbangkan berat badan ke depan agar tidak terjatuh ke belakang, dengan kepala ditundukkan. 

Manfaat

1. Melatih koordinasi dan kelincahan

2. Memperkuat otot kaki

3. Melatih keseimbangan

4. Menjaga kesehatan mental


Sumber : KompasIDNtimesHellosehat




Sumber : https://youtu.be/MxaYwk2h0qU?si=ETi8TrSMNLcNkUPj


๐‘ณ๐’๐’Ž๐’‘๐’‚๐’• ๐‘ฎ๐’‚๐’๐’‚๐’‰



 Pengertian
Lompat galah merupakan salah satu nomor perlombaan dalam cabang olahraga atletik. Dalam lompat galah, atlet harus menggunakan bantuan tongkat untuk dapat melewati ketinggian mistar yang telah ditetapkan. Atlet yang berhasil melakukan lompat galah paling tinggi dia adalah pemenangnya. 

Sejarah

Menurut laman resmi World Athletics, lompat galah berasal dari setidaknya abad ke-16 dan ada juga bukti olahraga itu dipraktikkan di Yunani Kuno.

Dalam olahraga modern, permainan lompat galah mulai dikenal di Jerman pada tahun 1850-an. Saat itu, lompat galah diadopsi oleh asosiasi senam Jerman. Sementara itu, kontes lompat galah dengan tiang kayu atau hickory dengan tiang besi baru diadakan di wilayah Lake District di Inggris beberapa tahun kemudian.

Penggunaan galah dari tongkat bambu tercatat pertama kali pada tahun 1857. Pelompat galah elit mulai menggunakan galah yang terbuat dari baja pada tahun 1940-an. Fiberglass fleksibel dan serat karbon baru mulai digunakan secara luas pada akhir 1950-an.

Lompat galah putra telah diadakan di setiap perlombaan Olimpiade modern. AS dan negara-negara Eropa bersaing ketat dalam olahraga ini. AS memenangkan setiap gelar Olimpiade dari tahun 1896 hingga 1968. Sementara itu, lompat galah wanita baru debut di Olimpiade pada 2000 yang dimenangkan oleh Stacy Dragila dengan meraih emas.

Teknik Dasar 

1. Gerakan menancapkan galah

Gerakan menancapkan galah hendaknya dilakukan dari arah depan atas menuju bawah. Galah tidak boleh ditancapkan dari samping karena posisinya akan bergeser. Hal ini menyebabkan tumpuan menjadi goyah. Galah ditancapkan sekitar tiga langkah sebelum menempuh dengan menggunakan ujung galah. Gala harus menancap secara lurus sehingga lentingan ke atas dapat maksimal. 

Setelah galah berhasil tertancap dengan baik, gerakan yang harus dilakukan adalah push-pull dan pull-swing, yaitu tangan yang berada di bawah menekan galah dan tangan yang berada di atas menarik ujung galah ke bawah. Setelah itu, tubuh berayun ke depan, di belakang tangan bawah yang menekuk. Kedua rangkaian gerakan ini harus dilakukan dengan benar dan kuat sehingga pusat gaya berat tubuh tetap berada di belakang.

2. Berayun dan menggelantung

Gerakan berayun dan menggelantung bertujuan untuk menambah daya lenting. Selain itu, gerakan ini juga dapat menambah tenaga potensial dari galah. Dengan posisi tubuh yang benar, pelompat akan mampu untuk mengangkat tubuh ke atas secara lebih baik. Hal ini terjadi saat tenaga yang disimpan waktu menggantung dikeluarkan lagi untuk melewati mistar.

3. Tarikan dan putaran

Gerak menarik dimulai ketika pusat gaya berat tubuh melompat sudah berada di dekat galah. Energi mulai dilepaskan dengan cara gerakan meluruskan kembali galah yang awalnya melengkung. Tarikan dilakukan secara lurus searah sumbu galah. Sementara itu, putaran tubuh diperoleh dari gerakan tangan atas yang ditarik ke arah pinggul. Saat dilakukan gerakan menarik dan berputar, kedua kaki tetap berusaha diangkat tegak lurus.

4.  Melentingkan diri dan melintasi mistar

 Gerakan melentingkan diri dilakukan secara cepat setelah tarikan tangan yang di atas sudah dekat dengan pinggul. Gerakan ini merupakan lanjutan dari gerakan menarik sebelumnya. Gerakan melentingkan diri dilakukan setelah galah melengkung secara maksimal. Sebelum melompat melepaskan galah, tubuh harus memutar dan melingkari mistar. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menjatuhkan kedua kaki ke bawah.

Lapangan dan alat olahraga lompat galah

 Lapangan lompat galah terdiri dari beberapa bagian, yaitu:

1.  Lintasan lari: panjang 45 meter dari titik awal hingga kotak tancap galah 

2. Kotak tancap galah: panjang 1-1,084 meter, lebar 60 sentimeter. Panjang daerah miring 80 sentimeter. Kedalaman bagian tancap 20 sentimeter.

3. Panjang tiang penyangga palang 4,5 meter

4. Bantalan untuk mendarat 5x5meter


Sumber : KompasSACindonesia



Sumber : https://youtu.be/nYVjNDSAX3s?si=5CU3V5c2xnnWUGFp

๐‘ณ๐’๐’Ž๐’‘๐’‚๐’• ๐‘ป๐’Š๐’๐’ˆ๐’ˆ๐’Š


 Pengertian

lompat tinggi adalah suatu bentuk gerakan melompat ke atas dengan cara mengangkat kaki ke depan dan membawa titik berat badan setinggi mungkin agar dapat melewati mistar.

Sejarah

sejarah awal lompat tinggi ternyata tercatat berlangsung pada awal abad ke-19. Tepatnya pada kompetisi yang diadakan di Skotlandia. Dilansir situs World Athletics, kompetisi tersebut termasuk ke dalam pertandingan olimpiade modern pertama pada tahun 1896 untuk pria. Wanita melakukan debut lompat tinggi Olimpiade untuk pertama kalinya pada tahun 1928.

Pada masa itu, atlet lompat tinggi diharuskan untuk melompat dengan ketinggian 1,68 meter. Pelompat diminta untuk melakukan lompatan dan mendarat di atas tanah yang berumput. Sayangnya, teknik tersebut ternyata mengakibatkan cedera bagi para peserta lomba. Oleh karena itu, saat ini lompat tinggi biasanya dilakukan dengan mendarat ke sebuah matras tebal untuk menghindari cedera yang fatal bagi para atlet.

Teknik Dasar

1. Start

Sebelum memulai, atlet wajib memperhatikan posisi berlari. Pasalnya, lompat tinggi tak seperti lompat jauh. Atlet harus melakukan pendaratan dengan sedikit belokan di akhir, bukan lurus. Sehingga, atlet harus fokus pada start untuk mendapatkan pendaratan yang sempurna.

2. Pendekatan lari (the approach run)

Pendekatan lari atau the approach run adalah bagian terpenting dari lompat tinggi daripada lepas landas. Jika seorang atlet memulai dengan pendekatan lari yang salah, maka melewati palang yang tinggi akan menjadi lebih sulit. 


Sebagian besar atlet menggunakan pendekatan "shaped J" di mana tiga sampai lima langkah pertama mengarah pada garis lurus pada 90 derajat ke palang dan empat-lima langkah terakhir atlet harus membelokkan tubuh dalam kurva. Namun ada pula atlet yang lebih menyukai posisi pendekatan lari "shaped C".

3. Hubungan antara Pendekatan dan Lepas landas

Pada langkah kedua terakhir, kaki di bagian luar belokan ditekuk, sedangkan kaki lainnya (kaki lepas landas) direntangkan sepenuhnya.

4. Lepas landas (take off)

Dalam kondisi lepas landas (take off), atlet harus mendorong kaki lepas landas dan bersiap untuk putaran yang akan dia lakukan dengan kaki, pinggul, dan bahu.

5. Drive

Ini adalah bentuk lanjutan dari lepas landas. Atlet harus melemaskan tubuh untuk berkonsentrasi pada posisi melayang di udara dan melanjutkan rotasi. Atlet bisa melakukannya dengan mengangkat kaki bebas setinggi kaki lepas landas untuk bersiap mencapai posisi horizontal dengan punggung menghadap langsung dengan palang.

6. Melengkung (arc)

Saat atlet memposisikan punggu dan bahu ke belakang serta mengangkat tumit hingga paha pada saat itu atlet harus membentuk bentuk lengkung yang memungkinkan pinggulnya naik melewati mistar gawang.

7. Mendarat (landing)

Saat pinggul atlet sudah melewati palang, maka atlet wajib membuat pinggul lebih rileks, mengangkat dada dan kaki secara bersamaan.


Sumber : Detik.comSACindonesia





๐‘ณ๐’†๐’Ž๐’‘๐’‚๐’“ ๐‘ช๐’‚๐’Œ๐’“๐’‚๐’Ž


 Pengertian

lempar cakram adalah cabang olahraga atletik di mana atlet melempar sebuah kayu berbentuk piring bersabuk besi atau bahan lain yang bundar pipih. Tujuan olahraga lempar cakram adalah untuk melempar cakram dengan jarak sejauh-jauhnya. 

Teknik Dasar

1. Memegang cakram

- Peganglah cakram dengan disangga oleh jari-jari tangan dan menekuk ruas pertama atau paling ujung tiap-tiap jari (kecuali ibu jari). 

- Posisikanlah jarak antara jari yang satu dengan jari lainnya agak renggang.

- Letakkanlah badan cakram menempel pada telapak tangan tepat pada titik berat cakram atau sedikit agak ke belakang.

2. Teknik awalan

- Posisikanlah badan membelakangi sektor lemparan. 

- Renggangkanlah kedua kaki selebar badan, lutut sedikit ditekuk, dan letakkanlah berat badan di kedua kaki.

- Cakram diayun-ayunkan ke kanan belakang kemudian ke kiri berulang-ulang dengan tujuan untuk mengatur konsentrasi.

3. Teknik melempar cakram

- Posisi awal berdiri, kaki direnggangkan selebar bahu, dan membelakangi arah lemparan.

- Peganglah cakram dengan tangan kanan dan letakkan di bahu kiri.

- Gerakan melempar diawali dengan meliukkan badan ke kiri dan ke kanan dua kali. 

- Pada liukan ketiga, putar badan hingga menghadap arah lemparan sambil melepaskan cakram dari tangan.

- Rangkaian gerak melempar diakhiri dengan menjaga keseimbangan badan.

 4. Teknik akhiran 

- Selepas melempar cakram, posisi tubuh harus mengikuti gerakan memutar. Hal ini dilakukan untuk menjaga keseimbangan tubuh agar tidak ikut terlempar.

Manfaat lempar cakram

1. Meningkatkan Koordinasi dan Keseimbangan

2. Meningkatkan Kekuatan dan Kekuatan Otot

3. Meningkatkan Kesehatan Kardiovaskular


Sumber : KompasSACindonesia



Sumber : https://youtu.be/HjQkmpDmunE?si=8M9IBwxaPkioUir4

๐‘ณ๐’‚๐’“๐’Š ๐‘ฎ๐’‚๐’˜๐’‚๐’๐’ˆ


 Pengertian

Lari gawang merupakan salah satu nomor dalam cabang olahraga atletik yang membutuhkan gawang sebagai penghalang dalam aktivitas lari di jarak tertentu. Sehingga, para atlet perlu melompati gawang tersebut dari start hingga mencapai garis finish.

Sejarah

Perlombaan lari dengan rintangan memiliki sejarah yang relatif singkat. Menurut jurnal The 400 M Hurdles yang dipublikasi oleh IAAF menyebutkan bahwa sejarah pertama dari balapan lari dengan penghalang dimulai dari Universitas Oxford pada sekitar 1860-an, dengan setiap peserta harus melewati 12 rintangan. Saat itu jarak tempuh lari gawangnya mencapai 109,7 meter. Kemudian, dibulatkan menjadi 110 meter oleh Prancis di tahun 1888. 

Sejak Olimpiade modern dimulai pada 1896, lari gawang masih menjadi perlombaan lari rintangan lokal biasa untuk dataran Eropa. Namun, ketika lari gawang mulai popular di Prancis pada 1900 dan olahraga ini kemudian muncul di Olimpiade Paris di tahun yang sama. 

Pada Olimpiade 1968 di Mexico City, final lari gawang 400 meter adalah salah satunya kompetisi berbasis rintangan paling spektakuler dalam sejarah. IAAF baru secara resmi mengakui kompetisi tersebut pada 1974 dalam World Athletics Championships. Kejuaraan dunia khusus untuk lari gawang baru diadakan pada tahun 1980.

Teknik Dasar

1. Teknik start menuju gawang pertama

Perlombaan lari gawang diawali dengan start jongkok. Setelah itu, pelari harus menuju ke gawang pertama secepatnya.Saat akan melompat, posisi pinggang harus diangkat tinggi dan dilakukan sebelum badan terlalu dekat dengan gawang. Sementara itu, posisi lutut kaki depan ditekuk kurang lebih 90-95 derajat dan lutut kaki belakang lurus. Selain itu, posisi tumit diangkat tinggi.

2. Teknik posisi badan saat di atas gawang

Ketika badan sudah berada di atas gawang, badan harus dicondongkan ke depan serendah mungkin dan lutut mulai sedikit ditekuk. Sementara itu, lutut dan telapak kaki belakang diputar ke arah luar. Setelah kaki depan melewati gawang, maka pelari harus mendarat dengan posisi lurus. Saat melompat, posisi tangan harus ditempatkan agar seimbang.

3. Teknik mendarat

Saat mendarat di tanah, kaki depan dalam keadaan lurus sementara lutut kaki belakang tetap ditekuk dan terangkat tinggi agar langkahnya bisa tetap leluasa. Posisi badan bungkuk ke depan agar meringankan langkah kaki

4. Posisi langkah di antara gawang

Jumlah langkah yang diambil antargawang bisa berbeda pada setiap pelari. Namun umumnya, ada 7-9 langkah yang perlu diambil dari garis start hingga gawang pertama.

5. Teknik dari gawang terakhir hingga ke garis finish

Seorang pelari gawang harus menguasai teknik dari gawang terakhir hingga ke garis finish. Saat melakukannya, posisi badan harus condong dan bungkuk ke depan. Sementara itu, kaki belakang harus cepat-cepat dilangkahkan ke depan. Lakukan sprint hingga ke garis finish.


Sumber : SACindonesiaKompas



Sumber : https://youtu.be/sBQ78DHTBYQ?si=gwLKykEMDsrtponU


๐‘ณ๐’๐’Ž๐’‘๐’‚๐’• ๐‘ฑ๐’‚๐’–๐’‰


 Pengertian

lompat Jauh adalah sesuatu gerak melompat dengan mengangkat kaki ke atas-depan dalam upaya membawa titik badan selama mungkin di udara (melayang di udara). Lompat tersebut dilakukan dengan cepat dan dimulai dengan jalan tolakan pada satu kaki untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya.

Teknik lompat jauh

1. Awalan 

Teknik awalan atau ancang-ancang merupakan gerak permulaan dalam lompat jauh. Teknik ini dilakukan dengan berlari untuk mendapatkan kecepatan pada waktu akan melakukan tolakan. Hasil kecepatan awal ini merupakan kecepatan horizontal yang berdampak pada besaran daya tolakan.

2. Tolakan

Tolakan merupakan gerak perubahan atau perpindahan dari gerakan horizontal menjadi gerak vertikal yang dilakukan secara cepat. Atlet haru sudah mempersiapkan diri saat melakukan lari awalan. Kemudian, dirinya akan melakukan tolakan sekuat-kuatnya pada langkah terakhir. Gerak ini akan memungkinkan tubuh terangkat ke atas dan melayang di udara.

3. Sikap badan di udara

Sikap badan di udara sangat erat kaitannya dengan kecepatan awalan dan kekuatan tolakan. Tubuh ketika lepas dari papan tolakan dipengaruhi oleh kekuatan yang disebut sebagai gaya penarik bumi. Salah satu usaha untuk mengatasi gaya tersebut, perlu gerak awalan dan tolakan.

 Semakin cepat awalan dan semakin kuat tolakan, maka tubuh akan semakin lama melayang di udara. Kedua kecepatan tersebut dipadukan dan menghasilkan resultante yang menentukan lintasan gerak dari titik berat badan Atlet.

4. Sikap mendarat

Sikap mendarat adalah gerak yang dilakukan pada waktu mendaratkan kedua kaki. Cara mendarat yang benar pada lompat jauh adalah sesaat sebelum mendarat, kedua kaki dibawa ke depan sehingga tungkai lurus dengan jalan, lalu mengangkat paha ke atas. Posisi badan saat akan mendarat adalah dibungkukkan, kedua tangan diayun ke depan, serta tungkai bagian bawah diluruskan ke depan. 

Selanjutnya, kedua kaki mendarat dengan bagian tumit terlebih dahulu. Kemudian mengeper dengan cara menekuk kedua lutut dan posisi badan saat mendarat dalam lompat jauh yang benar adalah badan condong ke depan dengan menumpukan berat ke depan.

Manfaat lompat jauh

1. Meningkatkan kebugaran fisik

2. Pengembangan kekuatan

3. Meningkatkan kelenturan


Sumber : Detik.comAdjar.id



Sumber : https://youtu.be/pF0K_f6An3o?si=DJ-qNhctViHTO9ND

๐‘ณ๐’†๐’Ž๐’‘๐’‚๐’“ ๐‘ณ๐’†๐’Ž๐’ƒ๐’Š๐’๐’ˆ


 Pengertian

Lempar lembing adalah nomor cabang olahraga atletik yang menggunakan tongkat berujung runcing untuk dilempar sejauh-jauhnya. Istilah lempar lembing berasal dari dua kata, yakni lempar dan lembing. Kata lempar berarti membuang sejauh mungkin, sedangkan lembing adalah nama tongkat berujung runcing. Olahraga lempar lembing bertujuan memperoleh jarak lemparan sejauh mungkin dan mendarat dengan sempurna.


Sejarah

Menurut laman World Athletics, lempar lembing merupakan sebuah olahraga yang berevolusi. Dari penggunaan tombak sehari-sehari untuk berburu dan peperangan, menjadi salah satu jajaran olahraga paling prestise di bawah Olimpiade. Lempar lembing muncul pertama kali di Yunani pada Olimpiade Kuno. Tepatnya 708 SM. Lempar lembing adalah bagian dari kompetisi kuno bernama pentathlon, bersamaan dengan lari, lempar cakram, lompat jauh dan gulat. Saat itu, lembing asli terbuat dari kayu zaitun.

Sayangnya, kondisi Olympia, tempat perlombaan Olimpiade Kuno, memburuk setelah beberapa pertempuran dan bencana alam melanda tempat tersebut selama berabad-abad. Sehingga, Olimpiade secara resmi berakhir sekitar tahun 394 M, setelah kaisar Romawi Theodosius I melarang sebuah perlombaan yang berlatar paganisme. Saat itu, Olimpiade Kuno diadakan dengan tujuan menyembah para dewa.

Lempar lembing menjadi bagian dari program Olimpiade modern sejak 1908 untuk sektor putra. Sedangkan untuk kategori wanita baru ada pada 1932.


Teknik Dasar

1. Teknik memegang lembing

- Gaya Amerika

Merupakan teknik pegangan yang paling umum dan bisa kita lakukan. Caranya, yakni memegang lembing dengan bagian tali di antara ibu jari dan jari telunjuk. Telapak tangan dan sisa jari lainnya menggenggam seperti biasa.

- Gaya Finlandia

Hampir mirip seperti gaya Amerika, jari telunjuk diulur agak ke belakang untuk kontrol. Sementara untuk mencengkeram bagian tali, dilakukan dengan ibu jari dan jari tengah.

- Gaya Penjepit

Disebut sebagai gaya tang. Karena lembing akan dijepit di antara jari telunjuk dan jari tengah. Sementara itu, ibu jari, jari manis, dan jari kelingking memegang lembing.

2. Teknik membawa lembing

- Dimulai dengan memegang lembing di atas bahu. Posisi siku harus mengarah ke depan. Kemudian arahkan ujung lembing ke area lemparan dengan kemiringan 40ยบ.

- Saat melakukan langkah pertama, posisikan pinggul kita tegak lurus dengan area target. Umumnya, pemula akan mengambil 10 kali langkah lari sebelum melempar, sementara atlet mampu melakukan 13 hingga 18 kali langkah.

- Selama berlari, pastikan untuk merpertahankan posisi lembing seperti gerakan awal.

- Jika telah mencapai langkah terakhir, putar kaki yang berlawanan dengan tangan pemegang lembing, dan arahkan pinggul ke target.

- Lakukan gerakan kaki menyilang, sambil menarik lembing ke belakang. Posisikan badan condong ke belakang sambil meluruskan lengan dan bahu untuk bersiap melempar.

3. Teknik melempar lembing

- Setelah meluruskan kedua lengan dan tubuh condong ke belakang, tetap pertahankan pandangan ke arah target. 

- Kemudian, gunakan kaki yang berada di depan sebagai tumpuan, lalu dorong dengan kaki lainnya. Pindahkan berat badan ke depan sambil bersiap untuk melemparkan lembing.

- Pada saat bersamaan, lengan yang memegang lembing ke atas dan ke depan didorong, lalu lepaskan lembing saat tangan berada di depan kaki tumpuan atau di puncaknya. Lemparkan sekuat-kuatnya dan jaga keseimbangan tubuh setelah melempar lembing.


Sumber : SAC indonesiaKompas



Sumber : https://youtu.be/K1A-qVZDd9g?si=IF17iTPvGRKHthMF



 
Anisa's blog © 2012 | Designed by Bubble Shooter, in collaboration with Reseller Hosting , Forum Jual Beli and Business Solutions